Lembayung Mendayuh

Antara aku, kau, dan ilmu

Archive for the ‘Karya Jurnalistik’ Category

Fisika Cinta Untukmu…

Posted by ecanblue pada Januari 16, 2014

Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan relativitas
Ah,tak sebanding dengan momen cintaku
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku……….
Nyata,tegak,diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan, jatuh diruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan Avogadro…
Walau jarak kita hanya antara bumi dan bulan
Amplitudo gelombang hatimu berinterferensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas
Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan diantara kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrum yang sempurna
Dengan Inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita

Posted in Karya Jurnalistik | Leave a Comment »

Misteri Tersembunyi

Posted by ecanblue pada September 10, 2011

Setan Malaikat bersatu menyerukan hati

Kilau nurani menghempas raga

Bersimpuh pada satu kekuatan

Bergerak riaw-riuw penuh dahaga

Tertanam kilau permata menyegarkan hati

Penuh cahaya devi bersinar

Surga abadi menghilangkan dusta

Kumandang berseru menyampaikan amanat

Tulang-tulang berserakan

Darah mengalir tanpa batas

Jiwa mati tapi hidup

Menghempus nafas penuh nestafa

Tatapan kosong segumpal harapan

Langkah berat bintang terbuang

Jemari putih ulurkan benang

                                                        Gapai cinta seberat bulan

Posted in Karya Jurnalistik | Leave a Comment »

Mimpi Si Biru

Posted by ecanblue pada September 10, 2011

Luas samudera terarungi dalam balutan lautan mimpi yang begitu membiru

Senyuman bulan sabit seolah meminta angan tuk menggapai keindahanya

Alunan memori terbayang tuk memeluk gunung dengan eratan yang kuat

Seolah bulatan ruang menjadi titik yang terkosongkan oleh pencapaian

Berlari ke atas mencari sayap tuk mengejar bayangan yang terbenam

Senandung keringat tertumpah dalam mangkuk perak yang terukir

Hingga tinta emas tertulis rapi dan bunga kembali menjadi tunas

Suara nafas terabdi untuk menjalankan melodi Sang Pencipta

Nada kehidupan yang bukan hanya sekedar lamunan belaka

Busur melontarkan panah tuk menembus kekuatan langit

Setiap detakan jantung menjadi pergerakan maksimal

Belajar asyik dengan tiada henti tanpa ada keluhan

Satu tujuan semangat penghambaan kehidupan

Menggapai satu kesuksesan yang sebenarnya

Munajat doa jadikan sungai yang mengalir

Tawakal menjadi pegangan kuat di hati

Berjuang untuk orang-orang terkasih

Membawa banyak benih manfaat

Memancarkan cahaya kebaikan

Kilau permata di malam hari

Masa depan adalah misteri

Masa lalu adalah histori

Maksimalkan detik ini

Genggam erat prinsip

Kuatkan tekad diri

Intropeksi selalu

Bersihkan hati

Laksanakan

Semangat

Cinta

Posted in Karya Jurnalistik | Leave a Comment »

Teknik Menulis IPTEK di Media Massa

Posted by ecanblue pada Juni 3, 2008

Artikel populer ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini pada sarana media cetak baik berupa surat kabar, majalah ataupun buletin menjadi salah satu aspek bacaan yang menggugah minat para pembaca. Berbeda dengan dekade sebelumnya yang menganggap tulisan iptek sebagai suatu yang eksklusif dan sulit untuk ditangkap dan dimengerti. Hal ini terjadi karena semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi informasi seperti Internet kemudian peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, gunung meletus, ledakan lumpur, hingga wabah penyakit, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat keingintahuan masyarakat sebagai upaya antisipasi bagi mereka, sehingga hal ini dapat mengakrabkan masyarakat dengan istilah-istilah sains.

Hal terpenting dalam memulai menulis sebuah artikel sains di media cetak adalah kepercayaan publik, artinya seyogyanya subjek yang menulis artikel tersebut mesti mempunyai kredibilitas serta kemampuan untuk mengerti dan memahami apa yang ditulis, yaitu seseorang yang memang ahli di bidangnya, dalam hal ini peneliti, dosen, mahasiswa bersangkutan dan lainya. Namun hal tersebut tidaklah cukup karena tulisan ditujukkan terhadap objek luas dalam hal ini masyarakat. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya. Namun, dalam fungsinya sebagai media massa dan bukan sebagai jurnal ilmiah untuk komunitas ilmuwan tertentu saja, tulisan-tulisan tersebut mesti ditampilkan dengan bahasa dan gaya penulisan yang popular.

Peneliti dan ilmuwan yang ingin tulisannya dimuat di media massa, mesti memiliki kemampuan teknik penulisan, strategi, serta kecermatan memperhatikan kriteria artikel yang layak muat agar tulisanya dapat dimuat. Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah aktualitasnya. Aktualitas masalah bisa dicari tahu dari kepala-kepala berita yang dimuat di berbagai media, atau peristiwa rutin yang berlangsung setiap tahun. Ini dapat berupa newspeg yang umumnya berupa peristiwa itu sendiri, misalnya wabah flu burung, aktivitas gunung berapi, kehidupan di Mars atau bisa juga berupa aktivitas ilmiah seperti seminar ilmuwan nasional maupun internasional mengenai suatu topik ilmu, pemenang olimpiade fisika tingkat dunia, menceritakan latar belakang atau kiat suksesnya atau hal lainya yang diusahakan up to date. Namun, jika penulisan ini kurang aktual namun cakupan isi tulisan sangat bagus, ada kalanya redaktur menyimpan terlebih dahulu sambil menunggu peg-nya, baru kemudian dimuat.

Syarat aktualitas merupakan syarat pertama dalam penentuan pemuatan artikel di Koran. Baru syarat-syarat berikutnya menyusul. Jika tulisan sudah aktual, hal lainnya adalah opini haruslah berdasarkan data dan fakta, selain itu opini juga harus memakai teori yang relevan sesuai hukum dan teori ilmiah yang berlaku. Kemudian yang redaktur perhatikan adalah adanya unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari sudut pandang tulisan, dalam penulisan karya ilmiah sudut pandang ini seperti perumusan masalah atupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Tulisan dengan gebrakan berbeda dan original, suatu hal dengan penjelasan atau penceritaan yang berbeda dengan sesuatu pada umumnya agar dapat bersaing dengan penulis-penulis lainya dengan -peg yang sama.

Setelah itu adalah kerangka atau sistematika tulisan. Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer dengan artikel ilmiah, setidaknya mengandung tiga komponen utama, yakni pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Namun untuk artikel iptek populer, pemisahan itu sengaja dibuat tidak begitu nyata. Artinya, tidak perlu menulis sub-judul dalam tulisan dengan Pendahuluan, Isi dan Penutup, tetapi bisa diganti sub-judul lain yang lebih menarik, namun tetap mengandung ketiga komponen di atas. Secara keseluruhan mengandung kekayaan bahasa, membangun struktur yang dimulai dari pemilihan judul, pembuatan lead, pemaparan masalah (bridging), pembahasan utama (body), dan penutup yang biasanya berisi kesimpulan, solusi atau pertanyaan. Diperlukan kebiasaan menulis dan banyak membaca agar kemampuan sitematika tulisan tersebut menarik dan terstuktur dengan baik.

Jika tulisan sudah aktual, mengandung unsur baru, serta sistematika yang rapi, langkah berikutnya yang harus diperhatikan adalah gaya penulisan. Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya sangat “academic-heavy” dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai padanannya dalam bahasa Indonesia. Hal ini karena kesibukan redaktur sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan yang dikirimkan, jadi cenderung akan memuat tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, tulis gagasan dan pemikiran sebaiknya dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Artinya penulis menempatkan dirinya sebagai pembaca awam. Dengan mencari pembendaharaan kata yang pas untuk istilah-istilah sains yang kurang popular tanpa mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya maka akan membuat tulisan lebih popular dan dimengerti khalayak umum.

Hal lainya adalah Bahan pendukung. Melengkapi tulisan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi dan tabel pendukung. Karena, sebagai artikel iptek, tentunya berurusan dengan data, skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen seorang Penulis artikel sains dan mesti disaring apakah merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat atau tidak.

Selain itu, hal-hal nonteknis juga berperan dalam mendorong tulisan-tulisan iptek yang baik, penulis harus punya motivasi yang kuat untuk menulis di media massa, karena ini merupakan salah satu cermin tanggungjawab moral sebagai ilmuwan dan peneliti. Sampaikanlah ilmu walaupun satu ayat. Setelah memiliki motivasi, hal lain yang harus Anda miliki adalah ambisi dan militansi. Ambisi dan militansi akan membuat motivasi menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukan segera, dan tidak menunda-nundanya.

Jadi, simpulan secara keseluruhan tulisan-tulisan ilmiah untuk media massa seyogyanya ditampilkan dengan bahasa dan gaya penulisan yang popular, lebih menarik apabila tulisan ilmiah populer tersebut lebih bersifat analitis, bukan deskriptif ataupun klise. Selain itu alangkah baik dalam satu kali penulisan hanya fokus satu pokok permasalahan, memberikan hal baru, gagasan baru, teori baru serta persfektif baru. Menyampaikan tulisan yang signifikan yaitu lebih pada isi, bukan kulit, gagasan, bukan cara, terkecuali bicara soal cara atau kulit itu sendiri. Kalau mungkin relevansikan tulisan dengan konteks sosial, ekonomi, budaya, olahraga atau bidang lainya, lalu penyampaian pada tulisan logis, memberikan data akurat serta menunjukkan alur berpikir. Akurat, gaya bahasa menarik, ringan, mengalir, dan memberikan diseminasi informasi lebih terhadap pembaca. Hal lain menyangkut ruang pemuatan di media. Tren artikel sekarang tampaknya mengarah ke artikel pendek sepanjang 6 ribu karakter (with space). Karakter ringkas ini memaksa penulis artikel juga harus mampu menuangkan gagasannya secara to the point (langsung ke masalah), dalam arti lain pokok-pokok gagasan dan penyelesaian masalah diungkapkan dalam bentuk pointers (poin-poin). Selain itu di luar syarat-syarat internal artikel (unsur dalam artikel), ada syarat-syarat eksternal misalnya menyangkut orisinalitas serta mental.

Posted in Karya Jurnalistik | Leave a Comment »

Lembayung Sore Pasar Kota Kembang

Posted by ecanblue pada Juni 3, 2008

Saat matahari bersinar lebar ditengah lembayung cerah nan indah, keramaian sore hari menghiasi pusat kota Bandung, seperti biasanya lalu-lalang para mojang jajaka, rantauan hingga blesteran memenuhi sekitar alun-alun di hari menuju malam minggu tersebut. Puluhan pasangan kaum muda-mudi bergandengan tangan, seolah-olah alun-alun milik mereka berdua, riuhnya sorakan para pedagang kaki lima menawarkan barang daganganya, sepatu sepuluh ribu dapat tiga..beli sepatu ini bonus pasanganya..yang beli didoakan masuk surga..”sorak salah satu PKL dengan lantang semangat”, para pengemis pun tak mau kalah ambil bagian dari yang bau kencur hingga bau tanah berlomba belas kasihan, a lapar..atuh a saratus.. berkata salah satu pengemis kencur yang akan terus mengejar sampai diberi uang, resto makanan, gedung market, mesjid yang kokoh, taman yang indah, tempat parkir penuh, angkot keluyuran, becak yang bergerak berlawanan arah hingga preman nongkrong menjadi pemandangan yang lazim ditemui di daerah tersebut.

Sebagian orang –orang melaju terpusat di sepanjang jalan Dalem Kaum Mesjid Agung yaitu menuju pasar kota kembang sebuah pusat pembelanjaan MP3, CD, VCD, dan DVD bajakan dengan omset jutaan per harinya dikarenakan selalu ramai. Toko kota kembang (KOKEM) adalah sebuah lorong dengan kurang lebih lebarnya 10-15 m, terbagi 2 jalan, sebelah kiri dan sebelah kanan. Sehingga sebelah kanan, kiri, dan tengah jalan dibuat sebagai kios-kiosnya. Dan panjang lorong kurang lebih 20-30 m. Untuk menghabiskan satu demi satu kios disana, dibutuhkan waktu minimal 1-2 jam. Dengan harga DVD Film hanya Rp 6.000, MP3:Rp 5000, VCD Film: Rp. 5000 dan VCD music:Rp 10.000 dapat 3 buah. Apbila dibandingkan dengan harga kaset yang asli dan original sangat jauh berbeda. Dan toko kota kembang lebih penuh sesak dibandingkan dengan toko VCD, DVD, dan MP3 original semacam Disktara.

Seratus meter sebelum pusat toko, terdapat banyak emperan lapak-lapak PKL VCD dan DVD bajakan yang menawarkan barang-barangnya. “Bang-bang aya bokep alus yeuh! Pelm baru!”, “ semi-semi..full-full..impor..mandarin..barat..indonesia..BF..BF..,” “bisik para agen dan pedagang tersebut kepada setiap orang-orang berwajah tertentu yang sebagian besarnya para pemuda ”. Suatu pemandangan ironis ditengah rekaman lantunan ayat suci Al-Qur’an dari Mesjid Agung yang terdengar sayup-sayup. Film-film abnormal yang asusila tersebut begitu mudah untuk didapatkan, walau tak terpampang di lapak para pedagang namun dibalik kardus-kardus CD lainya, CD film tersebut masih banyak untuk diperjual belikan, dengan harga yang relatif murah yaitu Rp. 15.000,- dapat tiga buah VCD porno dengan kualitas DVD mulai dari film barat, mandarin maupun Indonesia. Apabila datang setelah petang, sekitar pukul 17.00 WIB hingga larut malam penjualan di emper toko tersebut lebih demonstratif. Para pedagang lebih leluasa menaruh VCD/DVD porno di lapaknya serta hampir semua pedagang VCD emperan tersebut menawarkan VCD porno kepada para pengunjung yang melihat-lihat lapaknya, hal ini sedikit berbeda dengan kios-kios sebenarnya yang ada di toko kota kembang non emperan dimana umumnya para pedagangnya tidak sering menawarkan namun film porno tersebut sering diselipkan ditengah tumpukan VCD-VCD yang dijual.

Ada barang karena ada permintaan, sejak kota Bandung Booming dengan berbagai aksi para pemudanya dengan adegan mesum yang diabadikan dalam sebuah VCD, banyak permintaan yang datang, adegan yang dimulai dari Bandung Lautan Asmara, Siswa SMA di Bandung bersetubuh di hotel Setiabudi, hingga yang terbaru yaitu Pempek Palembang dengan sampul bagian depan VCD Porno tergambarkan aksi “esek-esek” yang dimainkan lakon utama “Nancy dan Franky”, serta potret perempuan cantik tanpa busana terpajang dengan latar belakang laut biru. Sedangkan di sampul bagian belakangnya menggambarkan beberapa potongan `adegan`, dan disertai peringatan dengan menggunakan bahasa Inggris yang diartikan “bagi yang berusia 17 tahun dilarang menonton”. Aksi seronok lainnya ditampilkan juga dalam kepingan VCD tersebut dalam bentuk potongan-potongan film. Selain itu, tertera pula nama atau logo Production House (PH) yang memproduksi VCD porno Pempek Palembang dengan nama “Mindscape Entertainment”. Sudah sedemikian rapi bisnis VCD porno ini khususnya di Bandung sehingga bebas di pasaran dan hal yang menggelikan adalah bebasnya VCD porno tersebut dari razia padahal hal tersebut sudah menjadi rahasia umum.

Alasan para Pedagang menjual VCD porno ini lebih kepada untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena tambahan penghasilan dari penjualan ini cukup menjajikan, dengan selogan SDM (selamatkan diri masing-masing) dengan resiko rusaknya moral para kaum generasi muda, hal ini karena zaman serba sulit sehingga apapun dilakukan agar dapat mempertahankan hidup, “keluh salah satu pedagang”. Secara Psikologi, dengan seringnya menonton VCD porno ini dapat merusak mental para kaum muda yang hasrat nafsunya sedang tinggi-tingginya. Dengan memanjakan nafsu-nafsu mereka dengan menonton VCD telanjang tersebut, kaum muda dengan sifatnya yang mudah labil dapat ingin terus mencoba yang mengakibatkan semakin banyaknya perzinahan (sex bebas), pemerkosaan dan tindakan kriminal lainnya. Dan bukan hal tersebut itu saja namun dampak yang akan dirasakan secara global adalah peluang generasi-generasi penerus bangsa yang mempunyai pribadi yang mantap semakin menipis dan hal tersebut menjadi sinyal buruk untuk masa depan Bangsa dan Negara.

Posted in Karya Jurnalistik | Leave a Comment »